Cabe Rawit
|
|
Pedas Rasanya,
|
Pedas Harga Jualnya
|
|
Kecil
Bentuknya, Pedas Rasanya.Sayang, cabe jenis ini masih luput dari perhatian
karena kurangnya informasi tentang peluang pengembangan agribisnisnya.
Padahal bila mau dibandingkan, teknis budidayanya tidak lebih rumit dari
cabe besar dan tentunya harganya pun lebih oke. Keunggulannya : bisa
dipanen lebih lama. Berani coba?
Sebagai salah satu
sentra produksi sayuran di kawasan Bukit Tinggi, Kecamatan Banu Hampu
Sungai Puar, Kab. Agam Sumatera Barat, penanaman cabe rawit di sana tergolong jarang
dibudidayakan. Jangankan intensif, pembudidayaan secara tradisional oleh
petani setempat pun termasuk langka. Kalaupun ada, biasanya petani
menanamnya dalam skala kecil dan umumnya mereka menanam cabe rawit di
sekitar pekarangan rumahnya sehingga lebih digolongkan sebagai tanaman
warung hidup.
Kurang intensifnya pembudidayaan cabe rawit di kalangan petani sayuran di
daerah tersebut tidak terlepas dari kurangnya informasi yang lengkap
mengenai komoditas ini. Meskipun tidak se-bombastis cabe besar maupun cabe
kriting, namun melihat dari kecendrungan permintaan yang meningkat dan
dibarengi dengan kenyataan bahwa harganya bisa 2 kali lipat harga cabe
biasa, peluang pembudidayaan intensif cabe rawit cukup menjanjikan.
Informasi mengenai harga dan peluang inilah yang belum banyak diketahui
oleh petani sayuran umumnya. Mungkin para petani Banuhampu belum mengetahui
bahwa permintaan pasar akan cabe rawit di bukit tinggi cukup besar. Bahkan
menurut informasi yang didapatkan, di cabe rawit dapat ditampung berapapun
jumlahnya oleh pedagang pengumpul baik itu di Pasar Padang Luar, pedagang
baso, maupun di Padang Panjang Kabupaten Tanah Datar. Perlu diketahui pula
bahwa cabe rawit ternyata tidak hanya dikonsumsi masyrakat Sumatra Barat
saja , bahkan ada yang sampai dijual ke Propinsi Riau.
|
Dengan pengelolaan teknis
budidaya yang benar dan tepat, cabe rawit tidak kalah berpotensi dengan
jenis cabe besar, maupun keriting.
|
Dan juga ada yang dierkspor ke negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia. Bila dibandingkan dengan cabe besar atau cabe kriting,
pembudidayaan cabe rawit malah relatif lebih mudah. Selain itu keuntungan
lainnya adalah masa panen lebih panjang sehingga buahnya dapat dipanen
hingga umur minimal 1 tahun bahkan ada varietas yang lebih lama lagi.
Terdorong oleh kenyataan tersebut maka penulis merasa terketuk hati dan
ingin membagi pengalaman dalam membudidayakan cabe rawit yang
pengelolaannya seperti hobby namun cukup menjanjikan ini.
Cabe rawit dapat ditanam di lahan mana saja seperti lahan sawah, tegalan,
dan tempat yang terlindungi oleh pepohonan sekalipun asalkan pesyaratan
tumbuhnya terpenuhi. Penulis memang tidak membudidayakan secara
besar-besaran seperti halnya petani sayuran lain yang membudidayakan cabe
biasa, melainkan “hanya” menggunakan lahan produktif yang ada yaitu sekitar
1000 populasi (batang) saja. Populasi ini lebih sedikit dibandingkan
beberapa waktu lalu yang hingga mencapai 4000 populasi. Meskipun hanya
berkisar 1000 batang, penggunaan mulsa plastik hitam perak (HP) merupakan
sesuatu yang penting. Sebagai perbandingan, untuk populasi 4000 batang,
kami menggunakan kurang lebih 40 Kg mulsa plastik ukuran standar.
Pilih Benih
Budidaya Cabe Rawit diawali dengan pemilihan benih. Pemilihan benih
merupakan langkah awal yang sangat penting. Karena bila kita memilihi benih
yang tidak baik, tentu saja hasilnya pun tidak baik pula. Bibit atau benih
cabe harus sudah tersedia terlebih dahulu sebelum kita mulai mengerjakan
lahan. Benih cabe rawit dapat diperoleh dari toko pertanian setempat baik
berupa varietas lokal, OP maupun hibrida. Pemilihan
benih lokal, OP maupun hibrida tergantung pada petani itu sendiri. Namun
akan lebih bagus dan lebih prima hasilnya bila kita menggunakan benih
hibrida atau OP yang unggul yang ada dipasaran. Mengapa? Pengalaman telah
menunjukkan bahwa hasil produksi benih hibrida atau veritas OP yang unggul
jauh lebih baik dibandingkan varietas lokal. Tidak hanya dari hasil saja,
keunggulan cabe rawit unggul dan hibrida dapat dilihat dari vigor,
kesaragaman tanaman serta ketahanannya terhadap penyakit yang menunjukkan hasil
yang lebih baik. Untuk jenis OP, kita dapat memilih benih cabe rawit
seperti varietas Cakra Hijau atau juga Cakra Putih. Khusus untuk Cakra
Hijau, dari penga-laman yang pernah kami dapat menun-jukkan bahwa cabe
rawit ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat tumbuh baik di
dataran rendah maupun tinggi, lebih tahan dari gangguan hama dan penyakit,
serta dapat dipanen pada umur 80 – 90 hari setelah tanam. Pertimbangan
pemilihan varietas Cakra Hijau juga dipengaruhi oleh cukup banyaknya
peminat cabe rawit ini baik dari propinsi Riau maupun negara tetangga
karena pedasnya yang luar biasa. Saat ini harga jual cabe rawit tersebut
(Bulan Januari 2003-red) mencapai Rp. 15.000,-/Kg. Bahkan bisa lebih dari
itu.
|
CAKRA HIJAU
|
Umur Panen : 80 - 85 HST
Keb.Benih : +
150 gr/ha
Potensi/ha : 12
ton/ha
Berat/buah : + 2
gram
Ukuran Buah : 3
x 0,75 cm
Bentuk Buah :
kecil/rawit
Ketahanan :
cukup tahan
Jarak Tanam : 60
x 60
Keunggulan : Produktif,
rasa buahnya sangat pedas, cabe rawit hijau namun akan berwarna merah
setelah masak, adaptasi lingkungan baik.
|
|
Cabe rawit cakra hijau.
Produksi tinggi dan sangat pedas.
|
Persemaian
Benih cabe yang kita pilih disemaikan seperti halnya cabe besar. Kami
melakukan penyemaian dengan menaburkan benih-benih tersebut di atas tanah
yang telah dibuat bedengan dengan rapi, dan berderet. Untuk pembibitan
digunakan bumbungan yang dibuat dari kertas pembungkus nasi. Karena masa
tumbuh cabe rawit lebih lama dari cabe merah biasa, maka sebelum benih
ditabur benih sebaiknya direndam terlebih dahulu kira-kira satu hingga dua
hari untuk kemudian diperam (dikecambahkan) dengan membungkusnya dengan
kain yanag sudah dibasahi dengan air.
Setelah tumbuh radikula (calon akar), barulah benih ditaburkan ke lahan
yang telah disiapkan sebelumnya. Agar bibit cabe tidak berhimpitan yang
diakibatkan daunnya yang melebar, maka saat penebaran disarankan tidak
berdekatan antara benih yang satu dengan yang lain. Untuk itulah penggunaan
polybag baik dari plastik, daun pisang maupun yang lainnya sangat
dianjurkan. Setelah benih berumur kurang lebih satu hingga satu setengah
bulan, yang dicirikan dengan munculnya 4 daun sempurna tanaman cabe, bibit
kemudian dipindahtanamkan ke lahan penanaman.
Penanaman
Jarak tanam antara tanaman sebaiknya digunakan 60 – 70 cm dengan jarak
antar bedengan 75 cm. Penggunaan jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman cabe satu sama lain akan berhimpitan, apalagi tanaman
cabe rawit memiliki struktur kanopi yang lebih lebar. Tanaman
cabe rawit tidak perlu dilakukan perempelan (pembuangan tunas-tunas). Hal
ini karena tunas tersebut akan menjadi calon ranting maupun cabang, Semakin
banyak cabang atau rantingnya maka semakin baik, karena batang/cabang
merupakan tempat tumbuhnya bunga dan buah sehingga semakin banyak pula buah
cabai yang akan kita peroleh.
Pemupukan
Peranan pupuk kandang sangat dominan dalam budidaya cabe rawit ini. Pupuk
kandang dapat menggunakan kotoran ayam ras.buras, itik, sapi, atau kerbau.
Pupuk kandang yang kami gunakan kotoran ayam yang sudah kering adalah
sekitar 500 – 700 gram /tanaman. Jadi, untuk populasi 1000 tanaman,
menghabiskan pupuk kandang kurang lebih 500 – 700 Kg. Selain menggunakan
pupuk organik, pemberian pupuk buatan sangat perlu untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Adapun pupuk buatan yang digunakan
pada budidaya cabe rawit adalah urea dengan pupuk NPK Grand-S 15
perbandingan 2 : 1. Dosis pupuk yang digunakan kurang lebih 75 – 80 gram per
tanaman. Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk dasar yang ditaburkan di
bagian kiri dan kanan bedengan. Sedangkan pupuk buatan ditaburkan di bagian
tengah bedengan. Setelah penebaran pupuk selesai, bedengan kemudian
ditimbun kembali dengan tanah yang diambil dari bagian samping bedengan
hingga tertutup dengan ketebalan 2 – 3 cm. Sebagai pengganti Grand - S 15 ,
dapat juga digunakan pupuk tanigro ditambah Grand-K.
Bedengan yang telah ditaburi pupuk kemudain ditutup dengan mulsa HP,
dibiarkan kira-kira dua hingga tiga hari untuk kemudian bibit cabai
ditempatkan pada setiap lubang tanam yang sudah dibuat sebelumnya.
Pertumbuhan cabe rawit akan tampak baik penampilan maupun vigornya pada
umur 10 – 15 hst terlebih bila menggunakan bumbungan saat pembibitan.
Hama dan penyakit yang seringkali menyerang cabe rawit adalah ulat daun,
kutu daun serta penyakit bercak daun. Pengendalian HPT pada tanaman cabe
rawit relatif lebih ringan dibandingkan cabe besar. Untuk mengendalikan
serangan ulat, dapat digunakan insektisida biologis seperti Turex WP,
sedangkan untuk mengendalikan kutu daun dan thrips dapat digunakan
insektisida Winder 25WP atau Winder 100EC. Sedangkan pengedalian penyakit
seperti bercak daun dapat dikendalikan dengan Kocide 54WDG atau Victory
80WP. Pemakaian pestisida tersebut dapat dicampur sesuai dosis anjuran yang
ada.
Setelah tanaman berumur kira-kira 80 – 90 hari, buah cabe sudah dapat
dipetik. Karena varietas cakra hijau ini buahnya kecil dengan warna hijau
yang mirip daun, maka pemanenan harus ekstra hati-hati sehingga jangan
sampai ada yang luput dari pemetikan (pemanenan). Berdasarkan pengalaman,
cabe rawit dapat dipanen minimal 15 kali bahkan bisa sampai 18 kali.
Tergantung situasi dan kondisi tanah, vareitas serta lingkungan yang
menunjang. Penggunaan ulang pupuk yang sama dengan dosis setengahnya dari
dosis awal ditenggarai dapat memperpanjang masa panen cabe rawit 2 – 3 kali
lagi.
Cukup
Menguntungkan
Berdasarkan perhitungan sederhana yang dilakukan sebagai analisis usaha
tani, data berikut dapat memberikan seidkit gambaran bagaimana keuntungan
yang bisa diraih dari budidaya cabe rawit ini. Misalnya biaya setiap batang
cabe rawit dihargai Rp. 400,- dengan hasil panen rata-rata 6 ons per
tanaman. Dengan jumlah tanaman kira-kira 2000 batang, maka kita akan
mendapatkan pemasukan : 0,6 Kg (600 gram) x 2000 tanaman x Rp. 15.000,-
(harga cabe rawit /Kg) = Rp. 18.000.000,-. Padahal biaya produksinya hanya
Rp. 400 x 2000 tanaman = Rp. 800.000,-. Berarti kita mendapat keuntungan
sebesar Rp 18.000.000 – Rp. 800.000,- = Rp. 17.200.000,-. Melihat hasil
seperti ini maka tidaklah salah bila dikatakan cabe rawit itu kecil
buahnya, pedas rasanya namun pedas juga harga jualnya. Selamat Mencoba.
(Wirda -
Koordinator penyuluh pertanian tanaman pangan cabang Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kec. Banuhampu Sei Puar, Kab. Agam, Sumatra
Barat)
|
|
0 komentar:
Posting Komentar